Indeks Pembangunan Gender (IPG) Aceh 2023

Gender 28 Agustus 2024 11:54:36

-

Istilah gender digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran antara perempuan dan laki-laki yang terbentuk bukan dari sifat biologis bawaan, tetapi dari konstruksi sosial yang dihasilkan oleh norma, adat, dan kepercayaan masyarakat. Gender merujuk pada pembagian peran, tanggung jawab, kedudukan, dan pekerjaan antara laki-laki dan perempuan yang dianggap sesuai dengan standar sosial tertentu. Jadi, konsep gender lebih menekankan pada perbedaan dalam peran sosial, ekonomi, dan politik antara laki-laki dan perempuan, bukan pada perbedaan biologis mereka.

Pemerintah telah mengupayakan berbagai kebijakan untuk mengatasi permasalahan terkait gender. Salah satu alat ukur untuk mengetahui apakah kebijakan yang telah dilakukan pemerintah terkait kesetaraan gender yaitu melalui Indeks Pembangunan Gender (IPG). IPG merupakan salah satu indeks yang setiap tahun dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan yang sudah mengakomodasi persoalan gender. IPG diperoleh melalui perbandingan antara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) perempuan terhadap IPM laki-laki. IPG dapat menggambarkan kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki.

Semakin kecil jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin setara pembangunan antara laki-laki dan perempuan. Sebaliknya, semakin besar jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin terjadi ketimpangan pembangunan antara laki-laki dan perempuan.

Berdasarkan data dari Open data dan BPS, pada Provinsi Aceh nilai dari IPG dari tahun ke tahun semakin meningkat, tahun 2023 mengalami kenaikan sebesar 0,31 poin dibandingkan tahun sebelumnya. IPG menurut Kabupaten/Kota, Kabupaten Simeulue memiliki kesenjangan yang paling tinggi di provinsi aceh yaitu dengan nilai IPG sebesar 79,41 dan yang paling setara berada pada Kabupaten Bener Meriah dengan nilai IPG sebesar 97,76.

Pada tahun 2023 di Provinsi Aceh, data Indeks Pembangunan Gender (IPG) menunjukkan bahwa Angka Harapan Hidup (AHH) dan Harapan Lama Sekolah (HLS) perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Ini mencerminkan bahwa perempuan di Aceh cenderung memiliki harapan hidup yang lebih panjang dan harapan untuk menempuh pendidikan lebih lama dibandingkan laki-laki. Namun, pada komponen Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Pendapatan per kapita, laki-laki menunjukkan angka yang lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa meskipun perempuan memiliki harapan pendidikan yang lebih tinggi, dalam kenyataannya, mereka mungkin menghadapi hambatan yang menyebabkan mereka tidak dapat menempuh pendidikan setinggi yang diharapkan. Selain itu, pendapatan per kapita yang lebih tinggi pada laki-laki menyoroti adanya kesenjangan ekonomi antara gender, di mana laki-laki masih mendominasi dalam hal pendapatan, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti diskriminasi dalam pasar kerja, jenis pekerjaan yang dipilih, atau peluang karir yang lebih terbatas bagi perempuan. 

Kesimpulannya, meskipun ada kemajuan dalam beberapa aspek kesetaraan gender, masih ada tantangan signifikan yang perlu diatasi untuk mencapai kesetaraan yang lebih komprehensif, khususnya dalam bidang ekonomi dan akses nyata terhadap pendidikan bagi perempuan di Aceh.


Sumber:

Rekomendasi
recommendation

Total Fertility Rate (TFR)

Kependudukan
recommendation

Indeks Risiko Bencana (IRB) Aceh 2023

Lingkungan
recommendation

Indeks Reformasi Birokrasi (IRB) Aceh 2022

Pemerintahan